Sinar yang Tak Tersentuh


Aku selalu merasa seperti sebuah bayangan dalam hidupmu. Ada begitu banyak bintang yang mengelilingi dirimu—begitu terang, begitu mencolok, sementara aku hanya seberkas cahaya yang hampir tak terlihat. Kamu hidup dalam dunia yang penuh warna, sedangkan aku hanya berada di sudut gelap, diam, menatapmu dari jauh.

Aku tidak pernah cukup berani untuk mengungkapkan perasaanku. Aku tahu, aku tak punya kuasa untuk menjadi salah satu bintang yang bersinar terang dalam hidupmu. Aku hanya ada di sana, sebagai sedikit cahaya yang tak pernah kamu lihat.

Namun meskipun aku tak pernah bisa bersinar seperti mereka, kamu tetap menjadi sinar terang dalam hidupku. Dalam setiap langkah yang kutempuh, dalam setiap keputusan yang kuambil, aku selalu merasa seolah-olah kamu adalah kompas yang tak pernah terlihat, tapi selalu ada di sana.

Aku mencintaimu dengan cara yang berbeda—dengan cara yang tak bisa kujelaskan, dengan cara yang tak perlu kamu ketahui. Aku tahu kamu tak pernah melihatku dengan cara yang sama. Kamu sibuk dengan dunia yang lebih besar, dengan bintang-bintang yang lebih terang, sementara aku hanya berusaha bertahan dalam gelapnya malam, berpegang pada kenangan tentangmu yang tidak pernah terucap.

Namun, meskipun aku tahu aku tak akan pernah menjadi bagian dari dunia terangmu, aku bersyukur telah mengenalmu. Kamu adalah bintang yang menyinari malam-malamku yang sunyi. Kamu adalah sinar yang memberiku harapan, bahkan ketika aku tahu kita tak akan pernah bisa berjalan bersama.

Dan meskipun aku tetap berada dalam kegelapan, aku tahu satu hal: kamu selalu ada, di tempat yang tak bisa kutapai, tetap menjadi cahaya yang tak pernah redup di dalam hatiku.

Postingan populer dari blog ini

Haruskah Aku Mati Agar Dicintai Lagi?

Hujan yang Membawa Luka

Kembali Menulismu