"Salah Paham yang Paling Memalukan

Salah paham yang paling memalukan dalam hidupku adalah ketika aku mengira sedang dicintai lagi olehmu. Mungkin itu adalah kebodohan yang lahir dari kerinduanku yang begitu dalam. Atau mungkin, itu hanyalah harapan yang tak mau mati meski seharusnya aku sudah tahu jawabannya.

Aku tidak tahu bagaimana semuanya dimulai. Mungkin karena caramu menatapku masih terasa hangat. Mungkin karena pesan singkat yang kau kirim, meski hanya untuk hal-hal sepele. Atau mungkin karena aku ingin percaya bahwa apa yang pernah kita miliki bisa kembali, meski hanya sejenak.

Berulang kali aku mencoba melawan kenyataan. Aku tahu, kita sudah berakhir. Aku tahu, ketidakmungkinan kita sudah tertulis dengan jelas. Namun, setiap kali aku menatapmu, hatiku membisikan sesuatu yang berbeda: "Mungkin saja... mungkin kali ini berbeda."

Aku memupuk harapan itu dalam doa. Ribuan kali aku berdoa, ribuan kali aku berharap, bahwa mungkin suatu hari hatimu akan luluh lagi. Bahwa mungkin, meski tipis seperti benang, cinta kita masih punya kesempatan kedua.

Namun, kenyataan selalu punya cara untuk menyadarkanku. Pada akhirnya, aku hanya salah paham. Tatapanmu hanyalah kebiasaan lama yang tak punya makna apa-apa. Pesan-pesanmu hanyalah keramahan yang tak pernah menuju cinta. Semua itu hanya ada di kepalaku, di hatiku yang terlalu ingin percaya pada keajaiban.

Menyadari itu adalah luka tersendiri. Bukan hanya karena aku masih mencintaimu, tetapi karena aku merasa bodoh telah percaya pada sesuatu yang seharusnya sudah aku lepaskan.

Tapi meski begitu, aku masih menyimpan harapan kecil di sudut hatiku. Aku tahu itu salah. Aku tahu aku seharusnya berhenti. Tapi bagaimana caranya berhenti mencintai seseorang yang pernah menjadi segalanya?

Jadi, aku terus berdoa. Aku terus berharap, meskipun tahu doa-doa itu mungkin hanya akan menjadi bisikan yang hilang di udara. Karena cinta ini, meski salah paham, tetaplah cinta.

 

Postingan populer dari blog ini

Haruskah Aku Mati Agar Dicintai Lagi?

Hujan yang Membawa Luka

Kembali Menulismu