aku gagal menjagamu agar tetap bersamaku, tapi aku pastikan kamu akan abadi ditulisanku.
Haruskah Aku Mati Agar Dicintai Lagi?
Malam itu seperti malam-malam sebelumnya—hening, tapi penuh beban yang tak terlihat. Aku duduk di sisi ranjang, memeluk lututku sendiri, memandangimu yang seakan jauh meski hanya beberapa langkah di depan mataku. Aku mengumpulkan keberanian untuk bertanya, suara yang keluar dari bibirku terdengar lebih rapuh dari yang kuinginkan. “Apakah aku punyamu?” tanyaku. Kau menoleh, tersenyum tipis, dan menjawab, “Iya.” Hati kecilku sejenak lega. Tapi sebelum aku bisa menikmati kebahagiaan itu, mulutku tanpa sadar bertanya lagi, “Kalau begitu… kita pacaran, kan?” Aku tidak akan pernah melupakan jeda itu. Jeda yang terlalu lama, terlalu menyakitkan, sebelum akhirnya kau menjawab, “Tidak.” Rasanya seperti tertusuk sesuatu yang tak kasat mata. Aku mencoba tersenyum, tapi air mata mulai mengalir tanpa izin. Aku menunduk, menutupi wajahku dengan kedua tangan, berharap kau tak melihat betapa hancurnya aku saat itu. Namun, tangisanku semakin keras, hingga akhirnya kau mendekat, bingung dan ...