Abadi dalam Tulisan
Aku selalu percaya bahwa cinta memiliki cara sendiri untuk tetap hidup, bahkan ketika orang yang kita cintai telah pergi. Dalam cintaku, kamu abadi. Kamu hidup dalam tulisanku—dalam setiap kata yang kutorehkan, dalam setiap halaman yang kuhiasi dengan kenangan tentangmu.
Aku menulis tentang caramu tertawa, seperti embun pagi yang menyapa dengan lembut. Aku menulis tentang caramu menatap, seperti langit malam yang penuh bintang, diam tapi berbicara dalam diamnya. Dan aku menulis tentang caramu pergi, perlahan, tanpa suara, tapi meninggalkan jejak yang tak pernah hilang.
Kadang, menulis tentangmu adalah caraku untuk bertahan. Saat dunia terasa terlalu sepi, aku menemukanmu lagi dalam kata-kata. Kamu tidak benar-benar pergi, kamu hanya berubah menjadi cerita yang selalu ingin kuceritakan.
Aku tahu, mungkin ini hanya cara egoisku untuk memelukmu lebih lama. Tapi bukankah cinta memang seperti itu? Kita selalu mencari cara untuk menyimpan seseorang di hati kita, meskipun mereka tidak lagi di sisi kita.
Jadi, di setiap tulisanku, kamu tetap hidup. Di setiap cerita yang kubagikan, kamu tetap hadir. Dan meskipun waktu berlalu, cintaku padamu akan selalu menemukan jalannya—melalui tinta, melalui kertas, melalui cerita yang tak akan pernah usai.
Karena dalam cintaku, kamu abadi.